Beranda | Artikel
Adab di Pasar
Selasa, 8 Agustus 2023

ADAB DI PASAR

Murah hati saat menjual dan membeli.

عن جابر بن عبد الله رَضِيَ الله عنهما أن رَسُولَ الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «رَحِمَ الله رَجُلاً، سَمْحًا إذَا بَاعَ، وَإذَا اشْتَرَى، وَإذَا اقْتَضَى». أخرجه البخاري.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah merahmati seorang lelaki yang tenggang rasa bila menjual, membeli, dan bila menuntut haknya”. HR. Bukhari. [1]

Membayar hutang saat jatuh tempo.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَطْلُ الغَنِيِّ ظُلْمٌ، فِإذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ». متفق عليه.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Menunda pembayaran hutang bagi orang yang mampu adalah suatu  kezalimian, dan bila salah seorang kalian mengalihkan hutangnya kepada orang yang kaya hendaklah dia menerimanya.” Muttafaq ’alaih. [2]

Menunda piutang dari orang yang sedang kesusahan.

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «كَانَ تَاجِرٌ يُدَايِنُ النَّاسَ، فَإذَا رَأَى مُعْسِراً قَالَ لِفِتْيَانِهِ تَجَاوَزُوا عَنْهُ لَعَلَّ الله أَنْ يَتَجَاوَزَ عَنَّا، فَتَجَاوَزَ الله عَنْهُ». متفق عليه.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhubahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada seorang pedagang yang memberi piutang kepada manusia, dan dia selalu berkata kepada hamba sahayanya: “Bila engkau menagih orang yang kesulitan maka hapuskanlah hutangnya, semoga Allah menghapuskan kesalahan kita”, lalu dia bertemu Allah (di hari kiamat), dan Allah menghapuskan kesalahannya”. Muttafaq ’alaih. [3]

Larangan jual beli di waktu shalat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوۡمِ ٱلۡجُمُعَةِ فَٱسۡعَوۡاْ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَذَرُواْ ٱلۡبَيۡعَۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٩ فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ [الجمعة: ٩،  ١٠] 

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. [Al Jumuah/62: 9- 10].

Bersikap adil dalam segala kondisi.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَيۡلٞ لِّلۡمُطَفِّفِينَ ١ ٱلَّذِينَ إِذَا ٱكۡتَالُواْ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسۡتَوۡفُونَ ٢ وَإِذَا كَالُوهُمۡ أَو وَّزَنُوهُمۡ يُخۡسِرُونَ ٣ أَلَا يَظُنُّ أُوْلَٰٓئِكَ أَنَّهُم مَّبۡعُوثُونَ ٤ لِيَوۡمٍ عَظِيمٖ ٥ يَوۡمَ يَقُومُ ٱلنَّاسُ لِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٦  [المطففين: ١،  ٦] 

“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam? [Al Muthaffifin/83: 1-6].

Hindari sering bersumpah.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يقول: «الحَلِفُ مَنْفَقَةٌ لِلسِّلْعَةِ مَمْحَقَةٌ لِلرِّبْحِ». متفق عليه..

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata:  “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sumpah membuat barang dagangan menjadi laku tetapi mengurangi bisa laba”. Muttafaq ’alaih. [4]

Hindari jual beli barang-barang haram dan kotor.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَحَلَّ ٱللَّهُ ٱلۡبَيۡعَ وَحَرَّمَ ٱلرِّبَوٰاْۚ [البقرة: ٢٧٥] 

Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba [Al Baqarah/2: 275]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ [المائ‍دة: ٩٠] 

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. [Al Maidah/5 : 90].

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡخَبَٰٓئِثَ [الاعراف: ١٥7] 

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. [Al A’raaf/7: 157]

Larangan berdusta dan menipu.

عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ رَسُولَ الله- صلى الله عليه وسلم- مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ، فَأدْخَلَ يَدَهُ فِيهَا، فَنَالَتْ أصَابِعُهُ بَلَلاً، فَقَالَ: «مَا هَذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ؟» قال: أصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُولَ الله! قال: «أفَلا جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَيْ يَرَاهُ النَّاسُ؟ مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّي». أخرجه مسلم.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati seonggok makanan lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam onggokan tersebut, jari beliau menjadi basah maka beliau bersabda: “Apa ini wahai pemilik makanan?”, ia berkata: “Terkena hujan wahai Rasulullah”, beliau bersabda:  “Kenapa engkau tidak meletakkannya pada bagian atas makanan, hingga orang-orang melihatnya, barangsiapa yang menipu kami tidaklah termasuk golongan kami”. HR. Muslim. [5]

عن حَكِيمِ بنِ حِزَامٍ رضي الله عنه قال: قال رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم-: «البَيِّعَانِ بِالخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، أوْ قال: حَتَّى يَتَفَرَّقَا، فَإنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا، وَإنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا». متفق عليه.

Dari Hakim bin Hizam Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam   bersabda: “Penjual dan pembeli masih bebas (belum terikat suatu transaksipun) selama belum berpisah, atau beliau bersabda: “Sampai mereka berdua berpisah” jika keduanya benar/jujur dan menjelaskan cacat barang dagangannya, niscaya Allah memberkahi keduanya, jika mereka saling menyembunyikan dan berdusta, maka dicabutlah keberkahan dari transaksi mereka.” Muttafaq ’alaih. [6]

Larangan menimbun barang dagangan.

عَنْ مَعْمَرِ بْنِ عَبْدِ الله رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «لا يَحْتَكِرُ إلا خَاطِئٌ». أخرجه مسلم

Dari Ma’mar bin Abdullah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,:”Tidaklah seseorang menimbun barang dagangan kecuali dia telah berbuat salah“. HR. Muslim. [7]

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :2076.
[2] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 2287 dan Muslim no hadist :1564.
[3] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 2078 dan Muslim no hadist :1562.
[4] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 2087 dan Muslim no hadist :1606.
[5] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist :102.
[6] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 2079 dan Muslim no hadist :1532.
[7] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist :1605.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/85432-adab-di-pasar.html